Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

16 Hadits Tentang Shalat Tahajud dan Artinya

hadits tentang shalat tahajud dan artinya, hadits tentang shalat tahajud, shalat tahajud,

Hai! Apakah Anda sedang mencari penjelasan tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya? Jika jawaban Anda adalah "Iya", selamat! Sekarang Anda sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Sebagai muslim, kita harus paham itu. Karena itulah saya menulis artikel ini. Jadi, Anda harus membacanya sampai selesai!

Secara spesifik, ada beberapa topik penting tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Beberapa topik yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Hadits Tentang Anjuran Melakukan Shalat Tahajud

Hal penting pertama tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang akan saya jelaskan sekarang adalah hadits tentang anjuran melakukan shalat Tahajud. Saya ingin Anda memahami itu terlebih dahulu sebelum Anda membaca lebih banyak penjelasan dalam artikel ini karena itu adalah salah satu hal penting tentang shalat Tahajud yang harus dipahami dengan baik.

Ada banyak hadits tentang anjuran melakukan shalat Tahajud. Tentunya, saya tidak akan mengutip itu semua sekarang. Pada artikel ini, saya hanya akan mengutip empat hadits saja.

Adapun empat hadits tentang anjuran melakukan shalat Tahajud yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : ذُكِرَ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلٌ نَامَ لَيْلَهُ حَتَّى أَصْبَحَ ، قَالَ : ذَاكَ رَجُلٌ بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنَيْهِ

Dari Abdullah bin Mas'ud radliyallahu anhu, sesungguhnya dia berkata, "Telah diceritakan di sisi Nabi (Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam, bahwa ada seseorang yang tidur sepanjang malam sampai pagi. Beliau lalu bersabda, "Setan telah kencing di kedua telinganya."

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : نِعْمَ الرَّجُلُ عَبْدُ اللَّهِ، لَوْ كَانَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ، فَكَانَ بَعْدُ لَا يَنَامُ مِنَ اللَّيْلِ إِلَّا قَلِيلاً

Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik orang adalah hamba Allah, jika dia telah shalat pada malam hari, setelah itu dia tidak tidur malam kecuali hanya sebentar.”

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَفْشُوْا السَّلَامَ ، وَأَطْعِمُوْا الطَّعَامَ ، وَصِلُوْا الْأَرْحَامَ ، وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ ، تَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ بِسَلَامٍ

Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah Salaam, berilah makan, sambunglah hubungan keluarga, shalatlah pada malam hari ketika manusia yang lain sedang tidur, pasti kalian akan masuk Surga dengan selamat.”

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا , قَالَ : قَالَ لِي رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏:‏ يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ 

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radliyallahu anhuma, dia berkata, “Utusan Allah (Nabi Muhammad) berkata kepadaku, "Wahai Abdullah, janganlah kamu seperti prang yang jika dia bangun pada malam hari, dia tidak melakukan shalat pada malam.”

Itulah beberapa hadits tentang anjuran melakukan shalat Tahajud. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Hadits Tentang Keutamaan Shalat Tahajud

hadits tentang shalat tahajud dan artinya, hadits tentang shalat tahajud, shalat tahajud, hadits tentang keutamaan shalat tahajud,

Hal penting kedua tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang akan saya jelaskan sekarang adalah hadits tentang keutamaan shalat Tahajud. Saya ingin Anda memahami itu sekarang karena itu adalah salah satu hal penting dalam pembahasan ini yang harus diketahui dengan baik.

Ada banyak hadits tentang keutamaan shalat Tahajud. Tentunya, saya tidak akan mengutip itu semua sekarang. Pada artikel ini, saya hanya akan mengutip empat hadits saja.

Adapun empat hadits tentang keutamaan shalat Tahajud yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سُئِلَ أَيُّ الصَّلَاةِ أَفْضَلُ بَعْدَ الْمَكْتُوبَةِ وأَيُّ الصِّيَامِ أَفْضَلُ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ ؟ فَقَالَ : أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ الصَّلاَةُ فِيْ جَوْفِ اللَّيْلِ وَأَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ صِيَامُ شَهْرِ اللهِ الْمُحَرَّمِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, dia berata, “Beliau (Nabi Muhammad) pernah ditanya, “Shalat apa yang paling utama setelah shalat wajib dan puasa apa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadhan?” Beliau lalu menjawab, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat tengah malam dan puasa yang paling utama setelah puasa di bulan Ramadan adalah puasa di bulan Allah, Muharram.”” Hadits tersebut diriwayat oleh Muslim.

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ ، عَنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأْبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ . وَهُوَ قُرْبَةٌ لَكُمْ إِلَى رَبِّكُمْ وَمُكَفِّرٌ لِلسَّيِّئَاتِ وَمَنْهَاةٌ عَنِ الْإِثْمِ . رَوَاهُ الحَاكِمُ 

Dari Abu Umama al-Bahili, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Lakukanlah Qiyamul Lail karena itu adalah kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia (Qiyamul Lail) adalah wasilah kalian untuk mendekatkan diri kepada Tuhan kalian, pelebur kesalahan-kesalahan, dan mencegah perbuatan dosa.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Hakim.

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ فِي الْجَنَّةِ غُرْفَةً يُرَى ظَاهِرُهَا مِنْ بَاطِنِهَا، وَبَاطِنُهَا مِنْ ظَاهِرِهَا، فَقَالَ أَبُو مُوسَى الْأَشْعَرِيُّ: لِمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللهِ؟ قَالَ: لِمَنْ أَلَانَ الْكَلَامَ، وَأَطْعَمَ الطَّعَامَ، وَبَاتَ لِلَّهِ قَائِماً وَالنَّاسُ نِيَامٌ

Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya di dalam Surga terdapat rumah yang sangat tinggi yang luarnya bisa dilihar dari dalamnya dan dalamnya bisa dilihar dari luarnya.” Abu Musa al-Asy’ari lalu bertanya, “Untuk siapakah itu, wahai Utusan Allah?”. Beliau menjawab, “Untuk orang yang baik perkataannya, memberi makan kepada orang lain, dan shalat malam pada malam hari ketika manusia sedang tidur.”

عَنْ سَهْلٍ بْنِ سَعْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ ، ثُمَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

Dari Shalat bin Sa'ad radliyallahu anhu, dia berkata, "Jibril alaihi as-Salaam datang kepada Nabi (Muhammad) sallallahu alaiahi wa sallam. Jibril lalu berkata, "Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu karena sesungguhnya kamu akan meninggal dunia. Cintailah orang yang kamu cintai karena sesungguhnya kamu akan meninggalkannya. Berbuatlah apa saja yang kamu inginkan karena sesungguhnya kamu akan mendapatkan balasannya." Kemudian Jibril berkata, "Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin adalah shalat pada malam hari dan keperkasaannya adalah menahan diri dari meminta kepada manusia."

Itulah beberapa hadits tentang keutamaan shalat Tahajud. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Hadits Tentang Doa Setelah Shalat Tahajud

Hal penting ketiga tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang akan saya jelaskan sekarang adalah hadits tentang doa setelah shalat Tahajud. Saya ingin Anda memahami itu sekarang karena itu adalah salah satu hal penting dalam artikel ini yang harus dipahami dengan baik.

Adapun hadits tentang doa setelah shalat Tahajud yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا ، حِيْنَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرِ يَقُوْلُ : مَنْ يَدْعُوْنِيْ فَأَسْتَجِيْبُ لَهُ , مَنْ يَسْأَلُنِيْ فَأُعْطِيْهِ , مَنْ يَسْتَغْفِرُنِيْ فَأَغْفِرُ لَهُ

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, bahwa Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tuhan kita (Allah) yang Maha Suci dan Maha Luhur turun ke langit dunia setiap malam, ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Dia berfirman, “Barangsiapa yang berdoa kepada-Ku, pasti akan Aku kabulkan. Barangsiapa yang meminta kepadaku, pasti akan Aku beri. Barangsiapa yang memohon ampun kepadaku, pasti akan Aku ampuni.”

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنَ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ قَالَ :‏ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ , وَلَكَ الْحَمْدُ ، لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ ، وَلَكَ الْحَمْدُ , أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ ، وَلَكَ الْحَمْدُ , أَنْتَ الْحَقُّ ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ ، وَقَوْلُكَ حَقٌّ ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ ، وَالنَّارُ حَقٌّ ، وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ ، وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ ، اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ ، وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ ، وَبِكَ خَاصَمْتُ ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ ، وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ ، أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ـ ( أَوْ لاَ إِلَهَ غَيْرُكَ ) ‏

Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma, dia berkata, “Jika Nabi (Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam bangun malam, beliau melakukan sholat Tahajud dan berdoa, “Wahai Allah, segala puji bagi-Mu. Engkaulah yang mengatur semua langit dan bumi dan semua makhluk di dalam semuanya. Segala puji bagi-Mu. Semua kerajaan langit dan bumi dan apa saja di dalam semuanya adalah milik-Mu. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah cahaya semua langit dan bumi. Segala puji bagi-Mu. Engkau adalah Tuhan yang Maha Benar. Janji-Mu adalah benar. Pertemuan dengan-Mu adalah benar. Firman-Mu adalah benar. Surga adalah benar. Nerakah adalah Benar. Pada Nabi adalah benar. Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah benar. Hari Kiamat adalah benar. Wahai Allah, hanya kepada-Mu saya pasrah. Hanya kepada-Mu saya beriman. Hanya kepada-Mu saya tawakal. Hanya kepada-Mu saya mewakilkan. Hanya Karena-Mu saya bertengkar. Dan hanya kepada-Mu saya meminta keadilan. Ampunilah dosa yang telah saya lakukan dan yang belum saya lakukan, dosa yang telah saya lakukan secara sembunyi-sembunyi dan yang secara terus terang. Engkau adalah Tuhan yang mendahulukan dan yang mengakhirkan. Tidak ada tuhan selain Engkau.”

Itulah beberapa hadits tentang doa setelah shalat Tahajud. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Hadits Tentang Tidur Sebelum Shalat Tahajud

hadits tentang shalat tahajud dan artinya, hadits tentang shalat tahajud, shalat tahajud, hadits tentang tidur sebelum shalat tahajud,

Hal penting keempat tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang akan saya jelaskan sekarang adalah hadits tentang tidur sebelum shalat Tahajud. Saya ingin Anda memahami itu sekarang karena itu adalah salah satu hal penitng tentang shalat Tahajud yang harus dipahami dengan baik.

Adapun hadits tentang tidur sebelum shalat Tahajud yang saya maksud adalah sebagai berikut:

وَقَالَ سَلْمَانُ لأَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا : نَمْ ‏.‏ فَلَمَّا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ قَالَ : قُمْ ‏.‏ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ‏:‏ صَدَقَ سَلْمَانُ 

Salman berkata kepada Abu Darda’ radliyallahu anhuma, “Tidurlah”. Ketika akhir malam tiba dia berkata, “Bangunlah.” Nabi (Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Salman benar.”

عَنِ الأَسْوَدِ، قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا : كَيْفَ صَلاَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ ؟ قَالَتْ : كَانَ يَنَامُ أَوَّلَهُ وَيَقُومُ آخِرَهُ ، فَيُصَلِّي ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى فِرَاشِهِ ، فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ وَثَبَ ، فَإِنْ كَانَ بِهِ حَاجَةٌ اغْتَسَلَ ، وَإِلاَّ تَوَضَّأَ وَخَرَجَ‏

Dari al-Aswad, dia berkata, “Saya pernah bertanya kepada Aisyah radliyallahu anha, “Bagaimana shalatnya Nabi (Muhammad) shallallahu alaihi wa sallam pada malam hari?” Dia menjawab, “Beliau tidur di awal malam dan bagun di akhir malam. Beliau lalu shalat lalu kembali ke tempat tidur beliau. Jika Muadzin mengumandangkan Adzan, beliau akan bangun. Jika beliau membutuhkan mandi, beliau akan mandi, jika tidak, beliau akan berwudhu dan kemudian keluar (untuk shalat).”

Itulah beberapa hadits tentang tidur sebelum Tahajud. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Hadits Tentang Rakaat Shalat Tahajud

Hal penting kelima tentang hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang akan saya jelaskan sekarang adalah hadits tentang rakaat shalat Tahajud. Saya ingin Anda memahami itu sekarang karena itu adalah salah satu hal penting dalam pembahasan ini yang harus dipahami dengan baik.

Ada banyak hadits tentang rakaat shalat Tahajud. Tentunya, saya tidak akan mengutip itu semua sekarang. Pada artikel ini, saya hanya akan mengutip empat hadits saja.

Adapun hadits tentang rakaat shalat Tahajud yang saya maksud adalah sebagai berikut:

قَالَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا : إِنَّ رَجُلاً قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، كَيْفَ صَلاَةُ اللَّيْلِ ؟ قَالَ :‏ مَثْنَى مَثْنَى، فَإِذَا خِفْتَ الصُّبْحَ فَأَوْتِرْ بِوَاحِدَةٍ ‏‏‏

Abdullah bin Umar radliyallahu anhuma berkata, “Seseorang bertanya kepada Utusan Allah (Nabi Muhammad), “Bagaimana cara melakukan shalat malam?” Beliau bersabda, “Dua rakaat, dua rakaat. Jika kamu khawatir tidak bisa melakukan shalat Subuh (karena itu), maka lakukanlah shalat Witir satu rakaat.”

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُمَا , قَالَ : كَانَ صَلاَةُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً‏ (‏ يَعْنِي بِاللَّيْلِ‏)‏

Dari Ibnu Abbas radliyallahu anhuma, dia berkata, “Shalatnya Nabi (Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam adalah tiga belas rakaat (maksudnya adalah shalat beliau pada malam hari).”

عَنْ مَسْرُوقٍ ، قَالَ : سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا عَنْ صَلاَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِاللَّيْلِ‏ .‏ فَقَالَتْ : سَبْعٌ وَتِسْعٌ وَإِحْدَى عَشْرَةَ سِوَى رَكْعَتَىِ الْفَجْرِ‏‏

Dari Masruq, dia berkata, “Saya telah bertanya kepada Aisha radliyallahu anha tentang shalatnya Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam pada malam hari. Dia (She) lalu berkata, “Tujuh (rakaat), atau sembilan (rakaat), atau sebelas (rakaat) selain dua rakaat dalam shalat Fajr.”

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا , قَالَتْ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي مِنَ اللَّيْلِ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْهَا الْوِتْرُ وَرَكْعَتَا الْفَجْرِ‏‏

Dari Aisha radliyallahu anha, dia berkata, “Nabi (Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam shalat pada malam hari sebanyak tiga belas rakaat yang diantaranya adalah shalat Witir dan dua rakaat untuk shalat Fajr.”

Itulah beberapa hadits tentang rakaat shalat Tahajud. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Pembaca semua! Itulah hadits tentang shalat Tahajud dan artinya yang saya maksud dalam artikel ini. Apakah Anda paham? Jika Anda ingin bertanya, silahkan bertnya!

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

0

Posting Komentar