Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

Jumlah Rakaat Shalat Isya dan Dalilnya yang Harus Anda Pahami

jumlah rakaat shalat isya, dalil rakaat shalat isya, rakaat shalat isya, shalat isya,

Hai! Apakah Anda sedang mencari penjelasan tentang jumlah rakaat shalat Isya dan dalilnya? Jika jawaban Anda adalah “Iya”, selamat! Sekarang Anda sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Sebagai muslim, kita harus paham itu. Karena itulah saya menulis artikel ini. Jadi, Anda harus membacanya sampai selesai!

Secara spesifik, ada tiga hal penting tentang jumlah rakaat shalat Isya dan dalilnya yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Tiga hal penting yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Apa yang dimaksud Rakaat Shalat Isya?

Hal penting pertama tentang jumlah rakaat shalat Isya dan dalilnya yang akan saya jelaskan sekarang adalah “apa yang dimaksud rakaat shalat Isya?”. Saya ingin Anda memahami itu terlebih dahulu sebelum Anda membaca lebih banyak penjelasan dalam artikel ini karena itu adalah salah satu hal penting dalam pembahasan ini yang harus dipahami dengan baik.

Secara umum, kita bisa menemukan penjelasan tentang arti rakaat shalat Isya dalam definisi rakaat shalat Isya di bawah ini:

رَكَعَاتُ صَلَاةُ العِشَاءِ هِيَ : أَقْوَالٌ وَأَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ فِيْ صَلَاةُ العِشَاءِ ، تَتَكَوَّنُ مِنْهَا ، وَكَيْفِيَتُهَا مُحَدَّدَةٌ بِاتِّبَاعِ الشَّرْعِ 

Rakaat-rakaat shalat Isya adalah ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tertentu dalam shalat Isya yang menjadi komponen shalat Isya, dan cara melakukan itu semua ditentukan dengan mengikuti Syariat.

Jika kita membaca definisi rakaat shalat Isya sebagaimana yang telah saya kutip di atas, kita akan paham bahwa rakaat shalat Isya adalah ucapan-ucapan tertentu dan gerakan-gerakan tertentu dalam shalat Isya. Ucapan-ucapan dan gerakan-gerakan tersebut telah ditentukan sesuai Syariat. Itulah arti rakaat shalat Isya.

Jadi, tidak semua kalimat boleh diucapkan dan tidak semua gerakan boleh dilakukan saat shalat Isya.

Itulah penjelasan singkat tentang “apa yang dimaksud rakaat shalat Isya?”. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Hadits Tentang Shalat Isya dan Waktu Shalat Isya

jumlah rakaat shalat isya, dalil rakaat shalat isya, rakaat shalat isya, shalat isya,

Hal penting kedua tentang jumlah rakaat shalat Isya dan dalilnya yang akan saya jelaskan sekarang adalah hadits tentang shalat Isya dan waktu shalat Isya. Saya ingin Anda memahami itu semua karena itu semua adalah salah satu pembahasan penting tentang shalat Isya yang harus dipahami dengan baik.

Secara umum, kita bisa menemukan penjelasan tentang shalat Isya dan waktu shalat Isya dalam tiga hadits di bawah ini:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ ، قَالَ لَمَّا قَدِمَ الْحَجَّاجُ الْمَدِينَةَ فَسَأَلْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ فَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ بِالْهَاجِرَةِ وَالْعَصْرَ وَالشَّمْسُ نَقِيَّةٌ وَالْمَغْرِبَ إِذَا وَجَبَتْ وَالْعِشَاءَ أَحْيَانًا يُؤَخِّرُهَا وَأَحْيَانًا يُعَجِّلُ كَانَ إِذَا رَآهُمْ قَدِ اجْتَمَعُوا عَجَّلَ وَإِذَا رَآهُمْ قَدْ أَبْطَئُوا أَخَّرَ وَالصُّبْحَ كَانُوا أَوْ - قَالَ - كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهَا بِغَلَسٍ 

Dari Muhammad bin Amr bin al-Hasan bin Ali: Ketika Hajjaj datang ke Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah (tentang waktu-waktu sholat seperti yang dilakukan oleh Nabi yang mulia). Dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan sholat Dzuhur di siang hari yang panas; sholat Dzuhur saat matahari sedang cerah; sholat Maghrib ketika matahari telah benar-benar terbenam; dan sholat Isyak, beliau terkadang menunda dan terkadang lebih awal. Ketika beliau menemukan mereka (para sahabatnya) berkumpul, beliau sholat lebih awal. Dan ketika beliau melihat mereka datang terlambat, menunda menunda (sholat): sholat Subuh, Nabi (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan itu dalam kegelapan menjelang fajar.”

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرُو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ : وَقْتُ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ ، وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُوْلِهِ  مَا لَمْ يَحْضُرْ وَقْتُ الْعَصْرِ ، وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفِرَّ الشَّمْسُ ، وَ وَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ ، وَوَقْتُ صَلَاةُ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الْأَوْسَطِ ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ مِنَ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Dari Abdullah bin ‘Amru radliyallaahu ‘anhumaa, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Waktu sholat Dhuhur adalah jika matahari condong ke arah barat dan bayangan seseorang seperti panjangnya sampai waktu shalah Ashar belum datang. Waktu sholat Ashar adalah selama matahari belum menjadi kuning. Waktu sholat Maghrib adalah selama senja belum hilang. Waktu sholat Isya’ adalah sampai pertengan malam. Waktu sholat Subuh adalah mulai dari terbitnya fajar hingga matahari terbit.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ ؛ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ أَثْقَلُ الصَّلَاةِ عَلَى الْمُنَافِقِيْنَ صَلَاةُ الْعِشَاءَ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ ، وَلَوْ يَعْلَمُوْنَ مَا فِيْهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْواً . مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ 

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, dia berkata, “Utusan Allah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Shalat yang paling sulit dilakukan orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat Shubuh. Seandainya mereka tahu pahala yang ada dalam dua shalat tersebut, maka mereka akan melakukan keduanya meskipun dengan merangkak.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim. 

Pembaca semua! Ada tiga hal penting tentang tiga hadits di atas yang bisa kita simpulkan dalam pembahasan ini:

  1. Shalat Isya adalah salah satu shalat wajib dalam Islam. Dua hadits di atas adalah beberapa dalil tentang itu.
  2. Waktu shalat Isya adalah setelah awan merah di ufuk barat hilang sampai sebelum fajar shadiq (fajar kedua) terbit.
  3. Shalat Isya adalah salah satu shalat yang berat. Pada umumnya, pada malam hari, seseorang telah lelah karena aktifitas-aktifitas di siang hari. Karena itulah, hanya kaum muslim yang benar-benar beriman yang melakukannya.

Itulah penjelasan singkat tentang hadits tentang shalat Isya dan waktu shalat Isya. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Jumlah Rakaat Shalat Isya dan Dalilnya

jumlah rakaat shalat isya, dalil rakaat shalat isya, rakaat shalat isya, shalat isya,

Hal penting ketiga tentang jumlah rakaat shalat Isya dan dalilnya yang akan saya jelaskan sekarang adalah penjelasan yang spesifik. Saya ingin Anda memahami itu karena itu adalah pembahasan utama dalam artikel ini. Jadi, Anda harus membaca penjelasan-penjasan di bawah ini dengan baik.

Sebelum saya memberi Anda penjelasan yang spesifik, saya ingin mengutip dua hadits yang secara spesifik berkaitan dengan pembahasan ini. Hadits tersebut adalah salah satu dalil jumlah rakaat shalat Isya. Hadits yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ أَوَّلَ مَا افْتُرِضَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةُ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ إِلَّا الْمَغْرِبَ فَإِنَّهَا كَانَتْ ثَلَاثًا ثُمَّ أَتَمَّ اللَّهُ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْعِشَاءَ الْآخِرَةَ أَرْبَعًا فِي الْحَضَرِ وَأَقَرَّ الصَّلَاةَ عَلَى فَرْضِهَا الْأَوَّلِ فِي السَّفَرِ

Dari Aisyah, istri Nabi (Muhammad) shallallahu alaihi wa sallam, dia berkata, “Pertama kali shalat  yang diwajibkan kepada Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam adalah dua rakaat dua rakaat kecuali Maghrib yang tiga rakaat. Kemudian Allah menyempurnakan Dzuhur, Ashar dan Isyak menjadi empat rakaat ketika tidak dalam bepergian, dan menjadikannya sama dengan kewajiban yang pertama kali dalam bepergian.”

عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ : شَكَا أَهْلُ الْكُوفَةِ سَعْدًا إِلَى عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ فَعَزَلَهُ وَاسْتَعْمَلَ عَلَيْهِمْ عَمَّارًا فَشَكَوْا حَتَّى ذَكَرُوا أَنَّهُ لَا يُحْسِنُ يُصَلِّي فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَقَالَ : يَا أَبَا إِسْحَاقَ إِنَّ هَؤُلَاءِ يَزْعُمُونَ أَنَّكَ لَا تُحْسِنُ تُصَلِّي . قَالَ أَبُو إِسْحَاقَ : أَمَّا أَنَا وَاللَّهِ فَإِنِّي كُنْتُ أُصَلِّي بِهِمْ صَلَاةَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أَخْرِمُ عَنْهَا أُصَلِّي صَلَاةَ الْعِشَاءِ فَأَرْكُدُ فِي الْأُولَيَيْنِ وَأُخِفُّ فِي الْأُخْرَيَيْنِ

Dari Jabir bin Samurah, dia berkata, “Penduduk Kuffah mengadukan Sa’ad kepada Umar radliyallahu anhu. Umar lalu mencopot Sa’ad dan menyuruh Amar untuk memimpin mereka. Mereka lalu mengadu sampai menceritakan bahwa dia tidak shalat dengan benar. Umar lalu menemuinya dan berkata, “Wahai Abu Ishaq, sesungguhnya mereka menyangka bahwa Anda tidak shalat dengan benar.” Abu Ishaq lalu berkata, “Demi Allah, sungguh saya shalat dengan mereka seperti shalatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan saya tidak pernah menguranginya. Saya biasa memperpanjang dua rakaat pertama shalat Isyah dan memperpendek dua rakaat terakhir.”

Jika kita membaca dua hadits di atas, kita akan paham bahwa rakaat shalat Isya adalah empat rakaat. Itulah jawabannya.

Itulah penjelasan singkat tentang jumlah rakaat shalat Isya dan dalilnya serta beberapa hal penting tentang itu. Apakah Anda paham? Jika Anda ingin bertanya, silahkan bertanya!

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

0

Posting Komentar