Guyv7L2vSNhTu9NNIC4AGodmAsDGZpqzql8qRx1N
Bookmark

Sholat Maghrib, Rakaat Sholat Maghrib, dan Cara Sholat Maghrib

sholat maghrib, berapa rakaat sholat maghrib, cara rakaat sholat maghrib,

Hai! Apakah kalian sedang mencari penjelasan tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib? Jika jawaban kalian adalah “Iya”, selamat! Sekarang kalian sedang membaca artikel yang tepat. Mengapa? Karena itulah yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Sebagai muslim, kita harus paham itu. Karena itulah saya menulis artikel ini. Jadi, kalian harus membacanya sampai selesai!

Secara spesifik, ada lima hal penting tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib yang akan saya jelaskan pada artikel ini. Lima hal penting yang saya maksud adalah sebagai berikut:

Apa Itu Sholat Maghrib?

Hal penting pertama tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib yang akan saya jelaskan sekarang adalah “apa itu sholat Maghrib?”. Saya ingin kalian memahami itu terlebih dahulu karena itu adalah salah satu hal penting dalam pembahasan ini yang harus dipahami dengan baik.

Secara umum, jika kita membaca beberapa literasi hukum Islam tentang sholat Maghrib, kita akan menemukan penjelasan bahwa sholat Maghrib adalah salah satu sholat wajib dalam Islam. Artinya adalah bahwa kaum muslim yang dewasa dan tidak mempunyai alasan yang bisa dibenarkan dalam Islam harus melakukan sholat Maghrib. Jika mereka tidak melakukan sholat Maghrib, mereka berdosa.

Sholat Maghrib adalah sholat wajib dalam Islam yang harus dilakukan setelah matahari terbenam. Itulah waktu sholat Maghrib. Kita bisa menemukan penjelasan tersebut dalam hadits di bawah ini.

Hadits tentang Sholat Maghrib dan Waktu Sholat Maghrib

Adapun hadits tentang sholat Maghrib dan waktu sholat Maghrib yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ ، قَالَ لَمَّا قَدِمَ الْحَجَّاجُ الْمَدِينَةَ فَسَأَلْنَا جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ فَقَالَ كَانَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الظُّهْرَ بِالْهَاجِرَةِ وَالْعَصْرَ وَالشَّمْسُ نَقِيَّةٌ وَالْمَغْرِبَ إِذَا وَجَبَتْ وَالْعِشَاءَ أَحْيَانًا يُؤَخِّرُهَا وَأَحْيَانًا يُعَجِّلُ كَانَ إِذَا رَآهُمْ قَدِ اجْتَمَعُوا عَجَّلَ وَإِذَا رَآهُمْ قَدْ أَبْطَئُوا أَخَّرَ وَالصُّبْحَ كَانُوا أَوْ - قَالَ - كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّيهَا بِغَلَسٍ 

Dari Muhammad bin Amr bin al-Hasan bin Ali: Ketika Hajjaj datang ke Madinah, kami bertanya kepada Jabir bin Abdullah (tentang waktu-waktu sholat seperti yang dilakukan oleh Nabi yang mulia). Dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan sholat Dzuhur di siang hari yang panas; sholat Ashar saat matahari sedang cerah; sholat Maghrib ketika matahari telah benar-benar terbenam; dan sholat Isyak, beliau terkadang menunda dan terkadang lebih awal. Ketika beliau menemukan mereka (para sahabatnya) berkumpul, beliau sholat lebih awal. Dan ketika beliau melihat mereka datang terlambat, menunda menunda (sholat): sholat Subuh, Nabi (Muhammad) shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan itu ketika pagi masig gelap.”

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرُو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  قَالَ : وَقْتُ الظُّهْرِ إِذَا زَالَتْ الشَّمْسُ ، وَكَانَ ظِلُّ الرَّجُلِ كَطُوْلِهِ  مَا لَمْ يَحْضُرْ وَقْتُ الْعَصْرِ ، وَوَقْتُ الْعَصْرِ مَا لَمْ تَصْفِرَّ الشَّمْسُ ، وَ وَقْتُ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ ، وَوَقْتُ صَلَاةُ الْعِشَاءِ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ الْأَوْسَطِ ، وَوَقْتُ صَلَاةِ الصُّبْحِ مِنَ الْفَجْرِ مَا لَمْ تَطْلُعْ الشَّمْسُ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Dari Abdullah bin ‘Amru radliyallaahu ‘anhumaa, bahwa Nabi (Muhammad) shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Waktu sholat Dhuhur adalah jika matahari condong ke arah barat dan bayangan seseorang seperti panjangnya sampai waktu shalah Ashar belum datang. Waktu sholat Ashar adalah selama matahari belum menjadi kuning. Waktu sholat Maghrib adalah selama senja belum hilang. Waktu sholat Isya’ adalah sampai pertengan malam. Waktu sholat Shubuh adalah mulai dari terbitnya fajar hingga matahari terbit.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim.

Itulah penjelasan singkat tentang “apa itu sholat Maghrib, hadits tentang sholat Maghrib dan waktu sholat Maghrib”. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Berapa Rakaat Sholat Maghrib?

sholat maghrib, berapa rakaat sholat maghrib, cara sholat maghrib,

Hal penting kedua tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib yang akan saya jelaskan sekarang adalah “berapa rakaat sholat Maghrib?”. Saya ingin kalian memahami itu karena itu adalah salah satu pertanyaan penting yang harus dipahami dengan baik oleh kaum muslim.

Secara umum, jika kita membaca beberapa literasi hukum Islam tentang sholat maghrib, kita akan menemukan penjelasan bahwa ada tiga rakaat dalam Magrib. Artinya adalah bahwa kaum muslim yang melakukan sholat Maghrib harus melakukan tiga rakaat.

Kita bisa menemukan penjelasan bahwa Maghrib mempunyai tiga rakaat dalam hadits di bawah ini:

Hadits tentang Rakaat Sholat Maghrib

Adapun hadits tentang rakaat sholat Maghrib yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ كَانَ أَوَّلَ مَا افْتُرِضَ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصَّلَاةُ رَكْعَتَانِ رَكْعَتَانِ إِلَّا الْمَغْرِبَ فَإِنَّهَا كَانَتْ ثَلَاثًا ثُمَّ أَتَمَّ اللَّهُ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ وَالْعِشَاءَ الْآخِرَةَ أَرْبَعًا فِي الْحَضَرِ وَأَقَرَّ الصَّلَاةَ عَلَى فَرْضِهَا الْأَوَّلِ فِي السَّفَرِ

Dari Aisyah, istri Nabi (Muhammad) shallallahu alaihi wa sallam, dia berkata, “Pertama kali shalat  yang diwajibkan kepada Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam adalah dua rakaat dua rakaat kecuali Maghrib yang tiga rakaat. Kemudian Allah menyempurnakan Dzuhur, Ashar dan Isyak menjadi empat rakaat ketika tidak dalam bepergian, dan menjadikannya sama dengan kewajiban yang pertama kali dalam bepergian.”

Itulah penjelasan singkat tentang rakaat sholat Maghrib dan hadits tentang rakaat sholat Maghrib. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Tata Cara Sholat Maghrib

sholat maghrib, berapa rakaat sholat maghrib, cara sholat maghrib,

Hal penting ketiga tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib yang akan saya jelaskan sekarang adalah tata cara sholat Maghrib. Saya ingin kalian memahami itu karena itu adalah salah satu pertanyaan penting tentang sholat maghrib yang harus dipahami dengan baik.

Secara umum, ada empat hal yang harus kalian lakukan jika kalian ingin melakukan sholat Maghrib dan jika kalian sedang melakukan sholat Maghrib. Empat hal yang saya maksud adalah sebagai berikut:

  • Kalian harus menyicikan diri kalian dari hadas kecil dan hadas besar. Saya tidak akan menjelaskan itu semua lagi di sini.
  • Kalian harus mengucapkan niat sholat Maghrib.

Adapun niat sholat Maghrib adalah sebagai berikut:

أُصَلِّى فَرْضَ الْمَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ أَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Saya berniat melakukan sholat fardhu, Maghrib, tiga rakaat, dengan menghadap Kiblat, sebagai kewajiban, karena Allah Taala.

  • Kalian harus melakukan gerakan-gerakan wajib dalam sholat maghrib, seperti takbir ihram, rukuk, I’tidal, berdiri setelah I’tidak, sujud, duduk di antara dua sujud, tasyahud awal, tasyahud akhir, dan lain sebagaiknya.
  • Kalian harus membaca bacaan-bacaan dalam sholat, seperti membaca al-Fatihah, beberapa ayat Quran, doa setelah Takbiratul Ihram, doa dalam sujud, doa dalam duduk di antara dua sujud doa dalam rukuk, doa dalam I’tidak, doa tasyahud, dan lain sebagainya.

Itulah penjelasan singkat tentang tata cara sholat Maghrib. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Dzikir Setelah Sholat Maghrib

Hal penting keempat tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib yang akan saya jelaskan sekarang adalah dzikir setelah sholat Maghrib. Saya ingin kalian memahami itu karena itu adalah salah satu pembahasan penting dalam artikel ini yang harus dipahami dengan baik.

Secara umum, jika kita membaca beberapa literasi Islam tentang sholat, kita akan menemukan penjelasan bahwa beberapa dzikir terbaik setelah sholat, termasuk dzikir setelah sholat Maghrib, adalah sebagai berikut:

  1. Membaca Tasbih (سُبْحَانَ اللهِ) tiga puluh tiga kali.
  2. Membaca Tahmid (الحَمْدُ لِلَّهِ) tiga puluh tiga kali.
  3. Membaca Takbir (اللهُ أَكْبَرُ) tiga puluh tiga kali.
  4. Membaca Tahlil (لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ) satu kali.
  5. Membaca Ayat Kursi satu kali.
  6. Membaca surat al-Ikhlas (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ) satu kali.

Kita bisa menemukan penjelasan tentang dzikir setelah sholat Maghrib tersebut dalam hadits di bawah ini.

Hadits Tentang Dzikir Maghrib

Adapun hadits tentang dzikir Maghrib yang saya maksud adalah sebagai berikut:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ؛ مَنْ سَبَّحَ اللهَ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ  ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ ، وَحَمِدَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ  ، وَكَبَّرَ اللهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِيْنَ , فَتِلْكَ تِسْعٌ وَتِسْعُوْنَ ، وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ ؛ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ ، غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ 

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, dari Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa yang membaca tasbih kepada Allah setiap selesai sholat sampai tiga puluh tiga kali, memuji Allah sampai tiga puluh tiga kali, dan membaca takbir kepada Allah sampai tiga puluh tiga kali, total jumlahnya adalah sembilan puluh sembilan, dan dia berkata untuk menyempurnakan yang ke seratus, “Tidak ada tuhan selai Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu baginya, semua kerajaan adalah miliknya, semua pujian adalah miliknya, Dia mampu melakukan segala hal,” maka semua dosa-dosanya akan diampuni meskipun itu sebanyak buih lautan.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Muslim.

عَنْ أَبِيْ أُمَامَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ ؛ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؛ مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلَّا الْمَوْتُ . رَوَاهُ النَّسَائِيُّ . وَزَادَ فِيْهِ الطَّبْرَانِيُّ ؛ وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ 

Dari Abu Umamah radliyallaahu ‘anhu, dia berkata, “Utusan Allah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca ayat al-Kursi setiap selesai sholat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya untuk masuk Surga kecuali hanya kematian.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh an-Nasa’i. ath-Thabrani menambahkan redaksi hadits, “Dan katakanlah, Dialah Allah yang Maha Esa (قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ).”

Itulah penjelasan singkat tentang dzikir setelah sholat Maghrib dan hadits tentang dzikir setelah sholat Maghrib. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Doa Setelah Sholat Maghrib

Hal penting kelima tentang sholat Maghrib, rakaat sholat maghrib, dan cara sholat Maghrib yang akan saya jelaskan sekarang adalah doa sholat Maghrib. Saya ingin kalian memahami itu karena itu adalah salah satu hal penting yang harus dipahami dengan baik.

Secara umum, kita bisa mengucapkan apapun doa sholat Maghrib. Maksudnya adalah bahwa kita berhak memohon apapun kepada Allah setelah sholat Maghrib. Tapi ada dua doa utama setelah Maghrib:

Doa Untuk Dua Orang Tua

Ada banyak doa untuk orang tua. Salah satunya adalah sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا

Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan sayangilah mereka berdua sebagaimana mereka mendidikku ketika aku masih kecil.

Itulah doa untuk dua orang tua setelah maghrib yang harus kita baca. Ada banyak alasan mengapa kita harus membaca doa untuk orang tua. Alasan yang paling utama adalah karena berbuat baik kepada orang tua adalah kewajiban kaum muslim. Kita bisa menemukan penjelasan tersebut dan beberapa ayat al-Quran dan hadits di bawah ini.

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (Al-Isra’ [17]: 23).

وَاخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا

Rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.” (Al-Isra’ [17]: 24).

وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

Kami mewasiatkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun. (Wasiat Kami,) “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.” Hanya kepada-Ku (kamu) kembali. (Luqman [31]: 14).

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرُو رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْتَأْذِنُهُ فِيْ الْجِهَادِ ، فَقَالَ : أَحَيٌّ وَالِدَاكَ ؟ ، قَالَ : نَعَمْ ، قَالَ : فَفِيْهِمَا فَجَاهِدْ 

Dari Abdullah bin Umar radliyallahu anhuma, dia berkata, “Seseorang datang menemui Nabi (Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam untuk meminta izin kepada beliau untuk melakukan jihad. Beliau lalu bertanya, “Apaka kedua orang tuamu masih hidup?” Orang tersebut menjawab, “Iya.” Beliau bersabda, “Berbuat baiklah kepada keduanya.”

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : يَا رَسُوْلَ اللهِ ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِيْ؟ قَالَ : أُمُّكَ ، قَالَ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : ثُم أُمُّكَ ، قَالَ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : ثُمَّ أُمُّكَ ، قَالَ : ثُمَّ مَنْ ؟ قَالَ : ثُمَّ أَبُوْكَ 

Dari Abu Hurairah radliyallahu anhu, dia berkata, “Seseorang datang menemui Utusan Allah (Nabi Muhammad) sallallahu alaihi wa sallam. Orang tersebut lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak dengan baiknya pelayananku?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut bertanya, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut lalu bertanya, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ibumu.” Orang tersebut lalu bertanya lagi, “Lalu siapa lagi?” Beliau menjawab, “Ayahmu.”

Doa Memohon Ketaatan

Doa memohon ketaatan adalah doa agar Allah menolong kita agar selalu mengingat Allah (membaca dzikir), mensyukuri nikmat Allah, dan beribadah kepada Allah. Kita bisa menemukan penjelasan tersebut dalam hadits di bawah ini:

عَنْ مُعَاذٍ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَهُ ؛ أُوْصِيْكَ يَا مُعَاذُ لَا تَدَعَنَّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ أَنْ تَقُوْلَ ؛ اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ . رَوَاهُ أَحْمَدُ وَأَبُوْ دَاوُدَ وَالنَّسَائِيُّ 

Dari Mu’adz bin Jabal radliyallahu anhu, bahwa Utusan Allah sallallahu alaihi wa sallam telah bersabda kepadanya, “Saya berwasiat kepadamu, wahai Mu’adz, setiap kali selesai sholat janganlah kamu meninggalkan dzikir, “Wahai Allah, tolonglah saya agar bisa mengingat-Mu, mensyukuri nimat-Mu, dan menyembah-Mu dengan baik.” Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, dan an-Nasa’i.

Itulah penjelasan singkat tentang doa setelah sholat Maghrib dan beberapa hal penting tentang itu. Sebagai muslim, kita harus paham itu.

Pembaca semua! Itulah penjelasan singkat tentang sholat Maghrib, rakaat sholat Maghrib, dan cara sholat Maghrib. Apakah kalian paham? Jika kalian ingin bertanya, silahkan bertanya!

Saya kira cukup sekian untuk artikel ini. Semoga bermanfaat. Amin.

Sampai jumpa lagi di artikel berikutnya!

0

Posting Komentar